Khutbah Pertama:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ؛ إِلَهُ الأَوَّلِيْنَ وَالآخِرِيْنَ وَقُيُوْمُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ وَأَمِيْنُهُ عَلَى وَحْيِهِ؛ بَلَّغَ الرِسَالَةَ وَأَدَّى الأَمَانَةَ وَنَصَحَ الأُمَّةَ وَجَاهَدَ فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ حَتَّى أَتَاهُ اليَقِيْنُ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ:

اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى ؛ فَإِنَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ وَأَرْشَدَهُ إِلَى خَيْرٍ أُمُوْرٍ دِيْنُهُ وَدُنْيَاهُ.

Ibadallah,

Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Karena sebaik-baik perbekalan yang disiapkan seorang hamba untuk kehidupan setelah kematiannya adalah ketakwaan. Allah Ta’ala berfirman,

وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” [Quran Al-Baqarah: 197]

Takwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Mungkin sebagian orang mengentengkan kata takwa ini. Ketika mendengar diajak untuk bertakwa, dalam arti menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, remeh baginya. Ia anggap kalimat tersebut biasa saja. Tapi tidak kata Allah. Manusia mungkin mempersiapkan harta untuk kehidupan mereka. Menyiapkan fisik. Dll. Tapi persiapan terbaik untuk kehidupan yang abadi yang dilakukan seseorang menurut Allah Ta’ala adalah takwa. Oleh karena itu, sekali lagi khotib mengajak kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar bertakwa kepada Allah.

Ibadallah,

Islam adalah agama yang luhur, betapapun manusia memfitnahnya sebagai agama kejam. Nilai-nilai ajaran Islam yang difirmankan Allah dalam Alquran dan disabdakan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam membantah mereka semua. Kalau seandainya mereka mau membaca dan memperhatikan. Di antara bukti ajaran Islam mengandung nilai kebaikan yang sempurna dan merata kepada semua makhluk adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ

“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat baik terhadap segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah hewan yang akan disembelih.” [HR. Muslim, no. 1955].

Kata ihsan (kebaikan) ada yang hukumnya wajib. Seperti berbuat baik kepada kedua orang tua. Demikian juga kepada tamu yang datang dari luar kota. Ada juga ihsan yang bernilai sunnat. Seperti shalat sunnat. Berbuat baik kepada tamu dari luar kota dengan menjamunya lebih dari tiga hari di rumah. Dan masih banyak lagi.

Dulu, orang-orang jahiliyah saat menyembelih hewan, terkadang mereka memotong telingannya dulu atau ekornya dulu atau kakinya dulu, untuk suatu keperluan. Mereka beranggapan, toh hewan ini juga akan disembelih. Mereka tidak memperhatikan ketajaman pisau. Ketika Islam datang, perbuatan ini dilarang. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ

“Senangkanlah hewan yang akan disembelih.”

Dan diantara bentuk membuat hewan senang adalah dengan menajamkan pisau. Sehingga ia tidak merasa tersiksa dua kali. Tersiksa karena kematiannya dan tersiksa sebelum kematiannya.

Ibadallah,

Kemudian di dalam Islam dan dalam hukum positif di banyak negara terdapat vonis hukuman mati. Dalam hal ini, Islam juga memperhatikan hak terpidana ini. Memang mereka mendapat vonis berat karena pelanggaran berat yang mereka lakukan. Namun, kekesalan kita dan kemarahan kita akan kebiadaban si terpidana membuat kita zalim tatkala melakukan eksekusi terhadap mereka. Sehingga Allah perintahkan agar berbuat baik dalam membunuh orang-orang yang dibenarkan untuk dibunuh ini. Termasuk dalam medan perang. Sebagaimana disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ

“Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik.”

Meskipun terhadap musuh di peperangan tidak boleh melakukan mutilasi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَلاَ ‏تَغْدِرُوا، ‏‏وَلاَ ‏تُـمَثِّلوا،

“Jangan kalian lari dari medan perang, jangan kalian memutilasi.” (HR. Muslim 1731, Abu Dawud 2613, at-Tirmidzi 1408, dan al-Baihaqi 17935).
Bayangkan! Dalam kondisi emosi memuncak. Islam tetap menekankan harus menghargai nilai-nilai kebaikan. Inilah agama yang agung. Agama yang mulia. Meskipun orang-orang memfitnah ajaran ini dengan tuduhan-tuduhan keji.

Berkaitan dengan berbuat baik kepada hewan, hendaknya seseorang yang mau menyembelih hewan memperhatikan ketajaman pisaunya. Tidak menyembelih hewan di hadapan hewan lainnya yang akan disembelih. Bahkan mengasah pisau di depan mereka tidak boleh. Tidak boleh menyulut mereka dengan besi panas. Atau menusuk mereka sebelum disembelih

أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَظِيْمِ الإِحْسَانِ، وَاسِعِ الفَضْلِ وَالجُوْدِ وَالاِمْتِنَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا .

أَمَّا بَعْدُ عِبَادَ اللهِ: اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى.

Ibadallah,

Kalau kita merenungkan ajaran Islam yang begitu detil. Nilai-nilai kebaikannya menyentuh sampai makhluk seperti hewan. Dan hukum ini dibuat bukan dari hasil pengalaman interaksi manusia dengan hewan, kemudian baru membuat kesimpulan-kesimpulan hukum. Tapi aturan ini murni dari ajaran. Dan sudah ditetapkan ribuan tahun sebelum orang-orang berbicara tentang hal itu. Bahkan sebelum orang-orang berpikir bahwa ini penting untuk dibahas. Tapi Islam sudah mengajarkannya. Semua ini menunjukkan bahwa agama ini adalah agama langit. Agama yang turun dari pemilik alam semesta. Agama yang sempurna mengatur kehidupan dan peradaban manusia serta semua makhluk hidup. Inilah agama Allah, Rabbul ‘alamin, Tabaraka wa Ta’ala.

وَاعْلَمُوْا – رَحِمَكُمُ اللهُ – أَنَّ أَصْدَقَ الحَدِيْثِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ، وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الجَمَاعَةِ.

وَصَلُّوْا وَسَلِّمُوْا – رَحِمَكُمُ اللهُ – عَلَى إِمَامِ الهُدَاةِ وَسَيِّدِ الأَوَّلِيْنَ الآخِرِيْنَ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ كَمَا أَمَرَكُمُ اللهُ بِذَلِكَ فِي كِتَابِهِ فَقَالَ: ﴿ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً ﴾ [الأحزاب:٥٦]، وَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)) .

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَاشِدِيْنَ اَلْأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ .

اَللَّهُمَّ أَعِزَ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ دِيْنَكَ وَكِتَابِكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، اَللَّهُمَّ وَانْصُرْ عِبَادَكَ المُؤْمِنِيْنَ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. اَللَّهُمَّ وَعَلَيْكَ بِأَعْدَاءِ الدِّيْنَ فَإِنَّهُمْ لَا يُعْجِزُوْنَكَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ اللَّهُمَّ مِنْ شُرُوْرِهِمْ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَّ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَقْوَى وَسَدِّدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ وَارْزُقْهُ البِطَانَةَ الصَالِحَةَ النَاصِحَةَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا اَلَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا اَلَّتِي فِيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَالمَوْتَ رَاحَةً لَنَا فِي كُلِّ شَرٍّ. اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، زَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا. اَللَّهُمَّ أّصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِنَا وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَأَخْرِجْنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ، وَباَرِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّاتِنَا وَأَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا وَاجْعَلْنَا مُبَارَكِيْنَ أَيْنَمَا كُنَّا.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الغَلَا وَمِنَ البَلاَ وَمِنَ الفِتَنِ وَمِنَ المِحَنِ كُلَّهَا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِناَ هَذَا خَاصَّةً وَسَائِرِ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الأَخْلَاقِ وَالأَهْوَاءِ وَالأَدْوَاءِ، اَللَّهُمَّ اهْدِنَا لِأَحْسَنِ الأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنَّا سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنَّا سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ. اَللَّهُمَّ اهْدِنَا وَسَدِدْنَا، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكُ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعِفَّةَ وَالغِنَى.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا مَا قَدَّمْنَا وَمَا أَخّرْنَا وَمَا أَسْرَرْنَا وَمَا أَعْلَنَّا وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنَّا أَنْتَ المُقَدِّمُ وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيٍءٍ قَدِيْرٍ.

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارِكْ وَأَنْعِمْ عَلَى عَبْدِهِ وَرَسُوْلِهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Oleh tim KhotbahJumat.com
Artikel www.KhotbahJumat.com